Thursday 5 December 2013

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN GPS

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN GPS

Kelebihan dari GPS yang bisa menunjukkan lokasi, lama perjalanan yang akan ditempuh, seberapa banyak bensin yang akan dibutuhkan untuk menempuh suatu perjalanan, dan berbagai manfaat lainnya, GPS menjadi barang yang banyak dicari khalayak umum. Terutama bagi mereka yang sering bepergian ke luar kota.GPS memiliki beberapa kelemahan yang masih harus diperbaiki.
Kelemahan yang pertama, GPS sulit dipakai bagi mereka yang memakai kendaraan roda dua. Dan yang kedua, kualitas baterai yang kurang memadai bila dipakai untuk jarak jauh. Namun untuk masalah baterai, sudah ada solusinya berupa charger mobile. Jadi GPS dipakai sambil di charge.

Pengertian GPS

PENGERTIAN GPS

GPS adalah singkatan dari Global Positioning System, sistem satelit yang dapat memberikan posisi Anda di mana pun di dunia ini. GPS itu adalah alat yang mampu menterjemahkan dan menampilkan ID2 itu sehingga bisa pakai sebagi petunjuk tempat atau posisi. Selain posisi X dan Y GPS juga ternyata mampu menterjemahkan pisisi ketinggian atau Z. ID ini adalah Lintang untuk sumbu X dan Bujur untuk sumbu Y. Lintang dan bujur ini merupakan bahasa posisi yang dapat digunakan dan diartikan oleh semua orang didunia ini, yang mana apabila seseorang menunjukkan suatu ID ini pada beberapa orang maka beberapa orang ini akan menuju dan berakhir pada tempat yang sama di bumi ini.

Cara kerja GPS
Sistem kerja GPS adalah dengan menstransmisikan sinyal dari satelit ke perangkat GPS (portable GPS murni, ataupun smartphone yang sudah memiliki fitur GPS). GPS membutuhkan transmisi dari 3 satelit untuk mendapatkan informasi dua dimensi (lintang dan bujur), dan 4 satelit untuk tiga dimensi (lintang, bujur dan ketinggian).
Karena GPS bekerja mengandalkan satelit, maka penggunaannya disarankan di tempat terbuka. Penggunaan di dalam ruangan, atau di tempat yang menghalangi arah satelit (di angkasa), maka GPS tidak akan bekerja secara akurat dan maksimal.
Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima diseluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.

Nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (Navigational Satellite Timing and Ranging Global Positioning System; ada juga yang mengartikan “Navigation System Using Timing and Ranging.”) Dari perbedaan singkatan itu, orang lebih mengenal cukup dengan nama GPS.
GPS mulai diaktifkan untuk umum 17 juli 1995.http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-gps.html#sthash.iqpO5c5C.dpuf

Tuesday 16 July 2013

contoh makalah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ekosistem mangrove merupakan peralihan antara darat dan laut yang mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai penghasil bahan organik, tempat berlindung berbagai jenis binatang, tempat memijah berbagai jenis ikan dan udang, sebagai pelindung pantai, mempercepat pembentukan lahan baru, penghasil kayu bangunan dan kayu bakar.
Kawasan pantai dan ekosistem mangrove menjadi sasaran kegiatan eksploitasisumberdaya alam dan pencemaran lingkungan akibat tuntutan pembangunan yang masih cenderung menitikberatkan bidang ekonomi.Semakin berkembangnya teknologi dan daya pikir ekonomis manusia serta tidak adanya perhatian terhadap ekosistem mangrove menjadikan ekosistem mangrove semakin terancam keberadaannya.Dampak-dampak kerusakan lingkungan tersebut dapat diidentifikasi dengan adanya degradasi kawasan pantai dan semakin berkurangnya luas ekosistem mangrove.Secara fisik kerusakan-kerusakan lingkungan yang diakibatkannya berupa abrasi, intrusiair laut, hilangnya sempadan pantai serta menurunnya keanekaragaman hayati dan musnahnya habitat dari jenis flora dan fauna tertentu. Kerusakan kawasan pantai mempunyai pengaruh kondisi sosial ekonomi masyarakatyang hidup di sekitarnya dapat mengakibatkan menurunnya hasil tangkapan ikan dan berkurangnya pendapatan para nelayan kecil di kawasan  tersebut.
Eksploitasi dan degradasi kawasan mangrove mengakibatkan perubahan ekosistem kawasan pantai seperti tidak terkendalinya pengelolaan keanekaragaman ikan, hutan mangrove, abrasi pantai, intrusi air laut dan punahnya berbagai jenis flora dan fauna langka, barulah muncul kesadaran pentingnya peran ekosistem mangrove dalam menjaga keseimbangan ekosistem kawasan pantai.
1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang diidentifikasi tentang pentingnya hutan mangrove dan akibat dari kerusakan yang ditimbulkan serta upaya pencegahan ekosistem hutan mangrove.
1.3  Tujuan
Makalah ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pembaca mengenai pentingnya menginformasikan manfaat mangrove sebagai tanaman dan pentingnya kedudukan mangrove dalam ekosistem.






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, laguna dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusmana et al 2003).Hutan bakau atauhutan mangrove tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik.
Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest(coastal woodland, vloedbosschen) dan hutan payau.Selain itu, hutan mangrove oleh masyarakat Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Penggunaan istilah hutan bakau untuk hutan mangrove sebenarnya kurang tepat dan rancu, karena bakau hanyalah nama lokal dari marga Rhizophora, sementara hutan mangrove disusun dan ditumbuhi oleh banyak marga dan jenis tumbuhan lainnya. Oleh karena itu, penyebutan hutan mangrove dengan hutan bakau sebaiknya dihindari (Kusmana et al 2003).
Ekosistem hutan mangrove bersifat khas, karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah, salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan mangrove karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Mangrove tersebar di seluruh peairan tropik dan subtropik yang airnya payau.Mangrove tumbuh pada pantai yang terlindung dari gelombang pasang laut. Benih mangrove tidak mampu tumbuh dengan sempurna jika terdapat gelombang laut karena akan  menjatuhkan akarnya.

BAB III
PEMBAHASAN
Pentingnya hutan mangrove sebagai pelindung ekosistem tepi pantai
            Bakau atau mangrove merupakan tanaman yang bermanfaat sangat penting bagi masyarakat dan terutama bagi kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup.Mangrov merupakan pelindung alami yang kuat dan praktis untuk menahan erosi pantai atau abrasi serta menahan angin pantai yang berhembus kencang.Selain itu mangrove merupakan tempat tinggal yang baik untuk pengembangbiakan biota laut seperti ikan, udang, kepiting, dan berbagai jenis burung serta hewan laut lainnya. Pemanfaatan ekosistem mangrove untuk manusia yakni sebagai tempat untuk mencari sumber daya perairan juga untuk kebutuhan akan kayu bakar dan bahan baku bangunan.
Pentingnya hutan mangrove disebabkan karna banyak fungsi hutan mangrove untuk pemenuhan kebutuhan manusia sebagai penyedia bahan pangan papan dan kesehatan serta lingkungan dibedakan menjadi tiga yaitu fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi biologi (Arief 2007).
Fungsi fisik kawasan hutan mangrove adalah sebagai berikut:
1.  menjaga garis pantai agar tetap stabil.
2.  melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi.
3. menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat
3. menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk lahan baru.
4. sebagai kawasan penyangga  proses intrusi atau rembesan air laut ke darat, atau sebagai filter air asin menjadi tawar.
5. mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
Fungsi kimia kawasan mangrove adalah sebagai berikut:
1. sebagai tempat terjadinya  proses daur ulang yang menghasilkan oksigen.
2. sebagai penyerap karbondioksida.
3. sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapal- kapal di lautan.
Fungsi biologi kawasan hutan mangrove adalah sebagai berikut :
1. sebagai penghasil bahan pelapukan yang merupakan sumber  makanan penting bagi invertebrata kecil pemakan bahan pelapukan (detritus), yang kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar.
2. sebagai kawasan pemisah atau asuhan bagi udang, ikan, kepiting, kerang, dan sebagainya, yang setelah dewasa akan kembali ke lepas pantai.
3. sebagai kawasan untuk berlindung, bersarang, serta berkembang biak bagi burung dan satwa lain.
4. sebagai sumber plasma nutfah, dan sumber genetika.
5. sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut lainnya.
Fungsi ekonomis kawasan hutan mangrove adalah sebagai berikut :
1.    Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan.
2.    Penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dll.
3.    Penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak silvofishery.
4.    Tempat wisata, penelitian & pendidikan.
Jika hutan rawa hilang, hal yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
1.      dapat mengakibatkan kekeringan 
2.      dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan
3.      dapat mengakibatkan banjir
4.      hilangnya flora dan fauna di dalamnya
5.      sumber mata pencaharian penduduk setempat berkurang
Dari fungsi tersebut kita tahu bahwa pentingnya hutan mangrove bagi lingkungan, dan sekaligus kehidupan manusia sendiri.Pelestarian hutan mangrove merupakan suatu keharusan yang perlu segera dilaksanakan. Apabila tidak maka kekayaan keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya akan musnah dan keseimbangan alam akan terganggu.
Fungsi Hutan dari sudut ekologis , hutan mangrove merupakan suatu bentuk ekosistem yang unik. Alasannya, di kawasan mangrove terpadu empat unsur biologis penting yang penting: daratan, pepohonan, fauna serta ekosistem. Sehingga, pengelolaan potensi hutan seperti ini harus tepat dan rasional agar fungsi ekologis dan ekonomisnya dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Fungsi hutan mangrove sendiri sebagai pelindung terhadap pengikisan pantai, pelindung terhadap angin laut, menahan intrusi air laut dan tempat berkembangnya biota laut, selain sebagai obyek penelitian dan obyek wisata yang perlu dikembangkan.Sebagai obyek penelitian, kita dapat melakukan berbagai penelitian tentang berbagai jenis tumbuhan air, tingkat pencemaran air laut, jenis-jenis satwa dan biota air lainnya.Namun jika keberadaanya semakin rusak bagaimana nanti kita mempertanggungjawabkanya terhadap anak cucu, merawat dan menjaganya adalah tugas kita bersama, hutan bukanlah warisan namun titipan dari anak cucu kita.
Faktor Penyebab Rusaknya Hutan mangrove
1.   Pemanfaatan yang tidak terkontrol, karena ketergantungan masyarakat yang menempati wilayah pesisir sangat tinggi tanpa memperhatikan dampak yang akan terjaditerhadap hutan mangrove disekitarnya.
2.   Konversi hutan mangrove untuk berbagai kepentingan (perkebunan, tambak, pemukiman, kawasan industri, wisata dll.) tanpa mempertimbangkan kelestarian dan fungsinya terhadap lingkungan sekitar.
Akibat Rusaknya Hutan Mangrove
1.    Instrusi air laut
Instrusi air laut adalah masuknya atau merembesnya air laut kea rah daratan sampai mengakibatkan air tawar sumur/sungai menurun mutunya, bahkan menjadi payau atau asin (Harianto, 1999). Dampak instrusi air laut ini sangat penting, karena air tawar yang tercemar intrusi air laut akan menyebabkan keracunan bila diminum dan  dapat merusak akar tanaman. Instrusi air laut telah terjadi dihampir sebagian besar wilayah pantai Bengkulu.Dibeberapa tempat bahkan mencapai lebih dari 1 km.
2. Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi sampah organik, minyak bumi dll.
3. Penurunan keanekaragamanhayati di wilayah pesisir        
4. Peningkatan abrasi pantai
5. Turunnya sumber makanan, tempat pemijah & bertelur biota laut. Akibatnya produksi tangkapan ikan menurun.
6. Turunnya kemampuan ekosistem dalam menahan tiupan angin, gelombang air laut dlll.
7. Peningkatan pencemaran pantai.
            Aktivitas manusia yang berlebihan terhadap ekosistem hutan mangrove yang berlebihan akan menyebabkan dampak yang ditimbulkan diantaranya:
Upaya Pencegahan Kerusakan Ekosistem Mangrove
Untuk konservasi hutan mangrove dan sempadan pantai, Pemerintah R I telah menerbitkan Keppres No. 32 tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sedangkan kawasan hutan mangrove adalah kawasan  pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Sempadan pantai berupa jalur hijau selebar 100 m dari pasang tertinggi kearah daratan. Kawasan pesisir laut yang berupa habitat mangrove sering terjadi kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh manusia maupun oleh alam, karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga ekosistem mangrove dari kerusakan yaitu :
1.      Dibangun suatu konsep pengelolaan yang berbasis berkelanjutan (sustainable), memiliki visi ke depan (futuretime), terintegrasinya kepentingan ekonomi dan ekologi, dan pelibatan masyarakat dalam menjaga hutan mangrove, meyakinkan masyarakat akan pentingnya hutan mangrove karena banyaknya manfaat dari hutan mangrove.Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.
2.      Membangun kawasan hutan lindung, yaitu kawasan hutan yang ditetapkan fungsinya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,sumberdaya buatan, dan nilai bersejarah, budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan dan terjaganya lingkungan hidup daerah pesisir pantai.
3.    Melakukan kegiatan rehabilitasi hutan mangrove harus memperhatikan pola adaptasi tanaman, kesesuaian lahan dan lingkungan,untuk menghindari abrasi air laut yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan mangrove.
4.    Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir, pemukiman dan vegetasi. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai dan wisata hutan bakau (ekoturisme) berupa wisata alam.
5.      Perlu dibangun renstra pengelolaan pada ekosistem mangrove yang dapat mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan mangrove diantaranya dilakukan pengalihan mata pencaharian masyarakat, dimana terdapat sebagian masyarakat yang masih mencari kayu mangrove untuk dijual, Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan upaya peningkatan potensi ikan di kawasan hutan mangrove yaitu dengan melakukan penanaman mangrove sehingga mangrove dapat menjadi tanah bibit (nursery ground) dan tanah perikanan ( fishery ground) . Jangka panjang hal ini dapat mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan mangrove untuk penjualan kayunya.

6.      Adanya political will untuk mempertahankan ekosistem mangrove sebagai upaya untuk menjaga keberadaan pulau-pulau kecil dan gugus pulau. Selain itu perlu dibangun kawasan lebar jalur hijau hutan mangrove sebagai hutan lindung daerah pantai (the width of mangrove green belt as coastal zone protection forest) Jalur hijau hutan mangrove ini selain berfungsi sebagai penyangga atau buffer terhadap angin, gelombang dan arus juga mempunyai fungsi (1) sumber  produktivitas primer perairan, (2) tempat berlindungnya organisme, (3) stabilisator proses pengendapan lumpur, (4) sebagai filter bagi pencemaran perairan
7.      Penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan yang kuat terhadap perusakan ekosistem hutan mangrove.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN






























DAFTAR PUSTAKA
1Arief A. 2007.Hutan mangrove fungsi dan manfaatnya. Yogyakarta: kanisius.
2Brown. R.G., Burns, T., 2005. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Harianto, Kristanto (1999), Konsep dan Perancangan Database : AndiOffset, 1994 Fathansyah, Buku Teks Basis Data, Penerbit Informatika.
3Kusmana, C., Wilarso, S., Hilwan, I., Pamoengkas, P., Wibowo, C., Tiryana, T.
4Nybakken JW.1998. Biologi Laut; Suatu pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.
Triswanto, A., Yunasfi, Hamzah.  2003.  Teknik Rehabilitasi Mangrove.  Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

.
apl-padang.tripod.com/pelestarian_pengelolaan.doc



Pencegahan Kerusakan Ekosistem Mangrove


Upaya Pencegahan Kerusakan Ekosistem Mangrove

Untuk konservasi hutan mangrove dan sempadan pantai, Pemerintah R I telah menerbitkan Keppres No. 32 tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sedangkan kawasan hutan mangrove adalah kawasan  pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Sempadan pantai berupa jalur hijau selebar 100 m dari pasang tertinggi kearah daratan. Kawasan pesisir laut yang berupa habitat mangrove sering terjadi kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh manusia maupun oleh alam, karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga ekosistem mangrove dari kerusakan yaitu :
1.      Dibangun suatu konsep pengelolaan yang berbasis berkelanjutan (sustainable), memiliki visi ke depan (futuretime), terintegrasinya kepentingan ekonomi dan ekologi, dan pelibatan masyarakat dalam menjaga hutan mangrove, meyakinkan masyarakat akan pentingnya hutan mangrove karena banyaknya manfaat dari hutan mangrove. Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.
2.      Membangun kawasan hutan lindung, yaitu kawasan hutan yang ditetapkan fungsinya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,sumberdaya buatan, dan nilai bersejarah, budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan dan terjaganya lingkungan hidup daerah pesisir pantai.
3.    Melakukan kegiatan rehabilitasi hutan mangrove harus memperhatikan pola adaptasi tanaman, kesesuaian lahan dan lingkungan,untuk menghindari abrasi air laut yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan mangrove.
4.    Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman dan vegetasi. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai dan wisata hutan bakau (ekoturisme) berupa wisata alam.
5.      Perlu dibangun renstra pengelolaan pada ekosistem mangrove yang dapat mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan mangrove diantaranya dilakukan pengalihan mata pencaharian masyarakat, dimana terdapat sebagian masyarakat yang masih mencari kayu mangrove untuk dijual, Untuk mengatasi hal ini maka perlu dilakukan upaya peningkatan potensi ikan di kawasan hutan mangrove yaitu dengan melakukan penanaman mangrove sehingga mangrove dapat menjadi tanah bibit (nursery ground) dan tanah perikanan ( fishery ground) . Jangka panjang hal ini dapat mengurangi tekanan masyarakat terhadap hutan mangrove untuk penjualan kayunya.

6.      Adanya political will untuk mempertahankan ekosistem mangrove sebagai upaya untuk menjaga keberadaan pulau-pulau kecil dan gugus pulau. Selain itu perlu dibangun kawasan lebar jalur hijau hutan mangrove sebagai hutan lindung daerah pantai (the width of mangrove green belt as coastal zone protection forest) Jalur hijau hutan mangrove ini selain berfungsi sebagai penyangga atau buffer terhadap angin, gelombang dan arus juga mempunyai fungsi (1) sumber  produktivitas primer perairan, (2) tempat berlindungnya organisme, (3) stabilisator proses pengendapan lumpur, (4) sebagai filter bagi pencemaran perairan
7.      Penegakan hukum dan peraturan perundang-undangan yang kuat terhadap perusakan ekosistem hutan mangrove.


Penyebab kerusakan hutan mangrove


1. Tebanghabis
            Denganterjadinyapenebanganhutan mangrove yang tidakterkendaliakanberpengaruhtehadapekosstem yang adadidekatnyayaitudenganmenurunyakesuburanhutan mangrove karenapasokanzat-zatharamelalui air tawarberkurangsertaberubahnyakomposisitumbuhanpohon mangrove akan di gantiolehspesies-spesies yang nilaiekonominyarendahdanberalihfungsinyahutan mangrove yang asalnyaberfungsisebagaidaerahmencarimakanikandanudangsatadiummuda yang pentingsecaraekonomi.
2. Pengalihan air tawar
            Peningkatansalinitashutan (rawa) mangrove menyebabkanspesies-spesies yang toleranakanmenyebabkan air lebihasin, habitat yang ada di dalamnyasepertiikan, udang stadium larva danjivenilakansensitifterhadapperubahanlingkungantersebutkarenapasokanzatharamelalui air tawarberkurang.
3. Konveksimenjadilahanpertaniandanperikanan
            Perluasanlahan di bidangpertaniadanperikanaakanpenyebabkandampakburukbagiekosistremhutan mangrove dengaterancamnyaregenerasistokikandanudangperairanlepaspantai yang memerlukanhutan (rawa) mangrove sebagai nurse ground, terjadinyapendangkalanperairanpantaikarenapengendapansedimen  yang sebelumhutan mangrove dikonveksimengendapdantidakmenutupkemungkinanterjadinyaerosi di sekitargarispantai.
4. Pembuangansampahcair (sewage)  
            Penurunankandunganoksigenterlarutdalam air, terjadikeadaananoksikdalam air sehinggabahan organic di dalamsampahcairmengalamidekomposisianaerobikmenghasilkan sulfide danaminia yang merupakanzatracunbadiorganismehewani yang adadalam air.
5. Pencemaranminyakdalamjumlahbesar
            Denganbanyaknyapabrik-pabrik yang menghasilkanlimbahminyak yang proses akhirnyadibuangwilayahhutan mangrove akanmenyebabkanpohon-pohon mangrove matikarenaterlapisnyapneumotoforaolehlapisanminyak.      
6. Penambangandanekstraksi mineral
            Musnahnyadaerahasuhan (nusery ground) bagi larva danbentuk-bentukjuveniikandanudang yang berpotensiberekonomipenting di lepaspantaiakanmengancamregenerasinya. Terjadinyapengendapansedimen yang berlebihanakanterlapisnyapneumatoforaolehsedimen yang padaakhirnyadapatmematikanpohon mangrove.