Wednesday, 27 February 2013
Cara Naturalisasi di Indonesia
Permohonan Kewarganegaraan
(Naturalisasi)
- Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin;
- Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
- Sehat jasmani dan rohani;
- Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
- Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
- Jika dengan memperoleh Kewarga negaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
- Mempunyai pekerjaan dan / atau berpenghasilan tetap; dan
- Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
- Membuat permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM atau Perwakilan RI di luar negeri dengan sekurang-kurangnya memuat :
- Nama lengkap;
- Tempat dan tanggal lahir;
- Alamat tempat tinggal;
- Kewargenegaraan Pemohon;
- Nama lengkap suami atau istri;
- Tempat dan tanggal lahir suami atau istri, serta;
- Kewarganegaraan suami atau istri.
10. Permohonan tersebut dilampiri
dengan :
- Foto copy kutipan akte kelahiran Pemohon yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
- Foto copy Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan tempat tinggal Pemohon yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
- Foto copy kutipan akte kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk Warga negara Indonesia suami atau istri Pemohon yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
- Foto copy kutipan akte perkawinan/buku nikah Pemohon dan suami atau istri yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;
- Surat keterangan dari kantor imigrasi tempat tinggal Pemohon yang menerangkan bahwa Pemo hon telah bertempat tinggal di Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturut-turut;
- Surat keterangan catatan kepolisian dari kepolisian di tempat tinggal Pemohon;
- Surat keterangan dari perwakilan negara Pemohon yang menerang kan bahwa setelah Pemohon memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, ia kehilangan kewarganegaraannya negara yang bersangkutan;
- Pernyataan tertulis bahwa Pemohon akan setiap kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan kewajiban yang dibebankan negara sebagai Warga Negara Indonesia dengan tulus dan ikhlas, dan
- Pas poto Pemohon terbaru berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 6 (enam) lembar.
WARGANEGARA DAN PENDUDUK
Pengertian warganegara;
Waganegara adalah orang-orang yang
menurut hukum atau secara resmi merupakan anggota resmi dari suatu Negara
tertentu,atau dengan kata lain warganegara adalah warga suatu Negara yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
- Pengertian penduduk
Penduduk adalah oraang-orang yang
bertempat tinggal atau berdomisili di dalam wilayah suatu Negara.
- Perbedaan warganegara dengan penduduk;
Warganegara;
-Merupakan anggota dari suatu Negara
yang bersifat resmi/ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan,dan
warga Negara sudah pasti merupakan anggota Negara tersebut.
Penduduk;
-Merupakan orang-orang yang
berdomisili di wilayah Negara tertentu,dan penduduk belum tentu merupakan
anggota dari suatu Negara,karena ada sebagian penduduk yang merupakan orang
asing/warganegara asing.
Wednesday, 20 February 2013
Sunday, 17 February 2013
Friday, 15 February 2013
PROSES KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN NASIONALISME INDONESIA HINGGA TERBENTUKNYA NEGARA INDONESIA
PROSES KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN
NASIONALISME INDONESIA
HINGGA TERBENTUKNYA NEGARA INDONESIA
Nasionalisme berasal dari
kata ”Nation” dalam bahasa Inggris yang berarti bangsa.
Nation dalam bahasa latin yang berarti kelahiran kembali,
suku, bangsa. Bangsa adalah sekelompok orang/ iman yang
mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat dan kemauan bersama untuk bersatu
karena adanya persamaan nasib, cita-cita, kepentingan, dan tujuan yang sama.
Sehingga Nasionalisme
dapat diartikan:
·Paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada
negara dan bangsa (pengertian menurut Hans Kohn)
·Semangat/ perasaan kebangsaan, yaitu semangat/ perasaan cinta terhadap
bangsa dan tanah air.
·Suatu
sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai
Nasionalisme adalah satu ideologi yang mencipta dan mempertahankan
kedaulatan sesebuah negara (dalam bahasa Inggeris
"nation") dengan mewujudkan satu konsep identiti bersama untuk sekumpulan manusia.
kesamaan
kebudayaan, bangsa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga
merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu
Nasionalisme
Ideologi nasionalisme telah didefeniskan dengan berbagai cara tetapi kebanyakan definisi tersebut tumpang tindih dan menyikapkan tema yang sama.
Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakan bangsa dipusat masalanya dan berupaya mempetinggi keberadannya. pernyataan ini agak kabur. Kita perlu melangkah lebih jauh dan menetapkan sasaran utamanya, tempat nasionalime barupaya mempertinggi derajat bangsa. Sasaran umum ini ada tiga otonomi nasional, kesatuan nasional dan identitas nasional.
Kerja nasionalisme : suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu ” bangsa ” yang aktual atau ” bangsa ” yang pontesial.
Inilah definisi kerja yang didasarkan pada unsur umum dari ideal nasionalis yang mempunyai gaya sendiri, sehingga berkarekter induktif.
Definisi ini mengikat ideologi pada gerakan yang berorientasi sasaran, karena sebagai ideologi, nasionalisme menetapkan jenis-jenis tindakan tertentu.konsep inti ideologilah yang menetapkan sasaran gerakan, sehingga membedakannya dengan jenis gerakan lainnya.
Kaitan erat antara ideologi dan gerakan tidaklah membatasi konsep nasionalisme sekadar sebagai gerakan yang mengupayakan kemadirian. Kata ’mempertahankan’ dalam definisi kerjanya itu mencakup pengaruh nasionalisme.
Bentuk budaya bangsa dari kaum nasionalis tersebut adalah bangsa yang anggota-anggotanya sadar akan kesatuan budaya dan sejarah nasional mereka. Mereka juga mengabdikan diri untuk menggali individualitas nasional mereka melalui pendidikan dan institusi- institusi nasional. Hal yang pribumi adalah popular ipso facto.
Bangsa adalah suatu bentuk simbolisme politik dan budaya publik, dan tak pelak lagi merupakan budaya massa yang dipolitisasikan, yang berupaya membolisasikan warga negara agar mencintai bangsa mereka, mematuhi hukumnya, dan membela tanah air mereka.
Dalam satu tataran, nasionlaisme muncul sebagai suatu ideologi politik,di tataran lainnya.
Ideologi nasionalisme telah didefeniskan dengan berbagai cara tetapi kebanyakan definisi tersebut tumpang tindih dan menyikapkan tema yang sama.
Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakan bangsa dipusat masalanya dan berupaya mempetinggi keberadannya. pernyataan ini agak kabur. Kita perlu melangkah lebih jauh dan menetapkan sasaran utamanya, tempat nasionalime barupaya mempertinggi derajat bangsa. Sasaran umum ini ada tiga otonomi nasional, kesatuan nasional dan identitas nasional.
Kerja nasionalisme : suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu ” bangsa ” yang aktual atau ” bangsa ” yang pontesial.
Inilah definisi kerja yang didasarkan pada unsur umum dari ideal nasionalis yang mempunyai gaya sendiri, sehingga berkarekter induktif.
Definisi ini mengikat ideologi pada gerakan yang berorientasi sasaran, karena sebagai ideologi, nasionalisme menetapkan jenis-jenis tindakan tertentu.konsep inti ideologilah yang menetapkan sasaran gerakan, sehingga membedakannya dengan jenis gerakan lainnya.
Kaitan erat antara ideologi dan gerakan tidaklah membatasi konsep nasionalisme sekadar sebagai gerakan yang mengupayakan kemadirian. Kata ’mempertahankan’ dalam definisi kerjanya itu mencakup pengaruh nasionalisme.
Bentuk budaya bangsa dari kaum nasionalis tersebut adalah bangsa yang anggota-anggotanya sadar akan kesatuan budaya dan sejarah nasional mereka. Mereka juga mengabdikan diri untuk menggali individualitas nasional mereka melalui pendidikan dan institusi- institusi nasional. Hal yang pribumi adalah popular ipso facto.
Bangsa adalah suatu bentuk simbolisme politik dan budaya publik, dan tak pelak lagi merupakan budaya massa yang dipolitisasikan, yang berupaya membolisasikan warga negara agar mencintai bangsa mereka, mematuhi hukumnya, dan membela tanah air mereka.
Dalam satu tataran, nasionlaisme muncul sebagai suatu ideologi politik,di tataran lainnya.
A. BENTUK
NASIONALISME
1. Nasionalisme sivik (atau nasionalisme
sivil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperolehi kesahihan politik dari penyertaan aktif
rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori
ini mula dibangunkan oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan
tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku bertajuk On the Social
Contract (atau dalam Bahasa Melayu "Mengenai Kontrak Sosial").
2. Nasionalisme etnik adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperolehi kesahihan politik dari budaya asal atau
etnik sesebuah masyarakat. Ia dibangunkan oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan
konsep Volk (bahasa German untuk
"rakyat").
3. Nasionalisme romantik (juga dipanggil nasionalisme
organik, nasionalisme identiti) adalah lanjutan dari nasionalisme etnik dimana negara memperolehi kesahihan politik secara semulajadi
("organik") hasil daripada bangsa atau ras; menurut semangat Romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung
kepada kewujudan budaya etnik yang menepati idealisme Romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme
romantik. Misalnya "Brothers Grimm" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan
dengan etnik Jerman.
4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperolehi kesahihan politik dari budaya bersama dan
bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya.
Contoh yang terbaik ialah rakyat Cina yang menganggap negara adalah berdasarkan
kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan dimana golongan Manchu serta ras-ras minoriti
lain masih dianggap sebagai rakyat negara Cina. Kesediaan dinasti Quing untuk menggunapakai adat istiadat Cina
membuktikan keutuhan budaya Cina. Malah ramai rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Cina sebab
persamaan budaya mereka tetapi menolak China kerana kerajaannya berfahaman komunisme.
5. Nasionalisme kenegerian ialah variasi kepada
nasionalisme sivik, selalunya digabungkan dengan nasionalisme etnik. Perasaan
nasionalistik adalah kuat sehinggakan ia diberi lebih keutamaan mengatasi hak
universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalunya kontras dan berkonflik
dengan prinsip masyarakat demokratik. Penyelenggaraan sebuah 'national state'
adalah suatu hujah yang ulung, seolah-olah ia membentuk kerajaan yang lebih
baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki
kontemporari, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Sepanyol, serta sikap
'Jacobin' terhadap unitari dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga
nasionalisme masyarakat Belgium, yang secara ganasnya menentang demi mewujudkan
hak kesetaraan (equal rights) dan lebih autonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Corsican. Secara sistematik, bila
mana nasionalisme kenegerian itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik
kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme
Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdish, pembangkangan di antara
kerajaan pusat yang kuat di Sepanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan dan Corsican.
6. Nasionalisme keagamaan ialah sejenis nasionalisme
dimana negara memperolehi "political legitimacy" dari persamaan agama. Zionisme di Israel adalah satu contoh yang baik. Walaupun
begitu, lazimnya nasionalisme etnik adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme
keagamaan. Misalnya, di Ireland semangat nasionalisme
adalah berpunca dari persamaan agama mereka iaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut parti BJP adalah berpunca dari agama
Hindu.
Namun demikian, bagi kebanyakan kumpulan nasionalis agama
hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kumpulan tersebut. Misalnya
pada abad ke-18, nasionalisme kaum Irish dipimpin oleh mereka yang menganut
agama Protestan. Gerakan nasionalis di Ireland bukannya berjuang untuk
memartabatkan teologi semata-mata. Mereka
berjuang untuk menegakkan ideologi yang bersangkut paut dengan Ireland sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Ireland. Justeru itu, nasionalisme kerap
dikaitkan dengan kebebasan.
Disebaliknya Islam menentang Nasionalisme, Tribalisme (Perbezaan kaum), Rasisme, atau sebarang bentuk
diskriminasi manusia yang tidak berdasarkan kepada kepercayaan seseorang itu.
Islam menggalakan keharmonian masyarakat Islam atau ummah. Penduduk Islam diseluruh dunia tidak kira bangsa, warna dan keturunan bersolat dikiblat yang sama, berpuasa pada bulan Ramadan yang sama serta menunaikan
haji di Kaabah yang sama. Malah sewaktu
menunaikan haji atau umrah, semua orang wajib memakai kain ihram putih yang
sama. Perkataan ummah selalu disalah terjemahkan kedalam bahasa Inggeris
sebagai negara (nation) (berlainan dengan gerakan "Nation of Islam" dan ini bertentangan dengan ajaran
Islam dan ditolak olek kebanyakan orang Islam.
B.
KONSEP
Makna Nasionalisme
Istilah nasionalisme digunakan dala rentang arti yang kita gunakan sekarang. Diantara penggunaan – penggunaan itu, yang paling penting adalah :
1) Suatu proses pembentukan, atau pertumbuhan bangsa-bangsa.
2) Suatu sentimen atau kesadaran memiliki bangsa bersangkutan.
3) Suatu bahasa dan simbolisme bangsa.
4) Suatu gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan.
5) Suatu doktrin dan/atau ideologi bangsa, baik yang umum maupun yang khusus.
Yang pertama, yaitu proses pembentukan bangsa-bangsa itu sangat umum. Proses ini sendiri mencakup serangkaian proses yang lebih khusus dan acapkali membentuk objek nasionalisme dalam pengertian lain yang lebih sempit.
Yang kedua, yaitu kesadaran atau sentimen nasional, perlu dibedakan dengan seksama dari ketiga penggunaan lainnya. Pada awal abad keenam belas agar bangsa italia bersatu melawan bangsa barhar dari utara.
Gerakan nasionalisme tidak akan dimulai dengan aksi protes, deklarasi atau perlawanan bersenjata, melainkan dengan tampilnya masyarakat sastra, riset sejarah, festival musik dan jurnai budaya.
Bahasa dan simbolisme nasionalisme layak mendapatkan perhatian lebih. dan motif- motif yang ada pun akan berulang kali mucul dihalaman-halaman buku ini.
Perlengkapan simbol-simbol nasional hanya dimaksudkan untuk mengekspresikan, mawakili, dan memperkuat batas-batas bangsa, serta menyatukan anggota- anggotanya melalui suatu citra yang sama mengenai kenangan.
Gerakan nasionalis, tentu saja simbolisme nasional tidak dapat diceraikan dari ideologi nasionalisme, penggunaan utama dan final dari istilah tersebut, ideologi nasionalisme memberikan dorongan dan arah bagi simbol maupun gerakan.
Makna Nasionalisme
Istilah nasionalisme digunakan dala rentang arti yang kita gunakan sekarang. Diantara penggunaan – penggunaan itu, yang paling penting adalah :
1) Suatu proses pembentukan, atau pertumbuhan bangsa-bangsa.
2) Suatu sentimen atau kesadaran memiliki bangsa bersangkutan.
3) Suatu bahasa dan simbolisme bangsa.
4) Suatu gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan.
5) Suatu doktrin dan/atau ideologi bangsa, baik yang umum maupun yang khusus.
Yang pertama, yaitu proses pembentukan bangsa-bangsa itu sangat umum. Proses ini sendiri mencakup serangkaian proses yang lebih khusus dan acapkali membentuk objek nasionalisme dalam pengertian lain yang lebih sempit.
Yang kedua, yaitu kesadaran atau sentimen nasional, perlu dibedakan dengan seksama dari ketiga penggunaan lainnya. Pada awal abad keenam belas agar bangsa italia bersatu melawan bangsa barhar dari utara.
Gerakan nasionalisme tidak akan dimulai dengan aksi protes, deklarasi atau perlawanan bersenjata, melainkan dengan tampilnya masyarakat sastra, riset sejarah, festival musik dan jurnai budaya.
Bahasa dan simbolisme nasionalisme layak mendapatkan perhatian lebih. dan motif- motif yang ada pun akan berulang kali mucul dihalaman-halaman buku ini.
Perlengkapan simbol-simbol nasional hanya dimaksudkan untuk mengekspresikan, mawakili, dan memperkuat batas-batas bangsa, serta menyatukan anggota- anggotanya melalui suatu citra yang sama mengenai kenangan.
Gerakan nasionalis, tentu saja simbolisme nasional tidak dapat diceraikan dari ideologi nasionalisme, penggunaan utama dan final dari istilah tersebut, ideologi nasionalisme memberikan dorongan dan arah bagi simbol maupun gerakan.
C. Bangsa-bangsa Sebelum Nasionalisme
Ciri utamanya versi konstruksionis dari paradigma modernis. Ciri-ciri tersebut mencakup
1) Pandangan bahwa nasionalisme, bersama dengan negara modern, menciptakan bangsa-bangsa
2) Bahwa seperti halnya nasionalisme, bangsa-bangsa baru muncul setelah awal abad kesembilan belas.
3) Bahwa bangsa dan nasionalisme sendiri merupakan artefak- artefak diri kaum terpelajar dan boriuis;
4) Bahwa nasionalisme (’etno-linguistik’) etnik perlu dibedakan dengan nasionalisme kewarganegaraan-politik ;
5) Bahwa nasionalisme dan bangsa telah memenuhi fungsi-fungsinya dan sekarang tidak dapat digunakan lagi dizaman globalisasi.
Disini adalah, makna-makna istilah ’bangsa’ yang terdahulu sangat berbeda, dan makna-makna modernnya (pasca-1789) yang bersifat nasionalisme ependen.
Penyebab penting bagi konsistensi penggunaan istilah ini adalah banyaknya terjemahan inggris dari kitab Injil versi Vultgate, yang ditulis Rolle dan Wycliof, yang semakin meningkat setelah Reformasi dengan munculnya bacaan- bacaan mingguan dari Book of common prayer.
Menurut ideologi nasionalis, bangsa adalah fenomena massa yang setiap anggota dari masing-masing bangsa adalah ipso facto seorang warga negara.
Ciri utamanya versi konstruksionis dari paradigma modernis. Ciri-ciri tersebut mencakup
1) Pandangan bahwa nasionalisme, bersama dengan negara modern, menciptakan bangsa-bangsa
2) Bahwa seperti halnya nasionalisme, bangsa-bangsa baru muncul setelah awal abad kesembilan belas.
3) Bahwa bangsa dan nasionalisme sendiri merupakan artefak- artefak diri kaum terpelajar dan boriuis;
4) Bahwa nasionalisme (’etno-linguistik’) etnik perlu dibedakan dengan nasionalisme kewarganegaraan-politik ;
5) Bahwa nasionalisme dan bangsa telah memenuhi fungsi-fungsinya dan sekarang tidak dapat digunakan lagi dizaman globalisasi.
Disini adalah, makna-makna istilah ’bangsa’ yang terdahulu sangat berbeda, dan makna-makna modernnya (pasca-1789) yang bersifat nasionalisme ependen.
Penyebab penting bagi konsistensi penggunaan istilah ini adalah banyaknya terjemahan inggris dari kitab Injil versi Vultgate, yang ditulis Rolle dan Wycliof, yang semakin meningkat setelah Reformasi dengan munculnya bacaan- bacaan mingguan dari Book of common prayer.
Menurut ideologi nasionalis, bangsa adalah fenomena massa yang setiap anggota dari masing-masing bangsa adalah ipso facto seorang warga negara.
D. Para nasionalis menganggap negara
adalah berdasarkan beberapa "kesahihan politik" (political
legitimacy). Ia berpunca dari teori romantisme iaitu "identiti budaya",
hujah liberalisme yang menganggap kesahihan politik
adalah berpunca dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua-dua teori.
2.
KELAHIRAN NASIONALISME DI DUNIA
Terbentuknya
nasionalisme melalui beberapa fase, yaitu :
a.
Nasionalisme awalnya muncul pada masa kerajaan Yunani, yaitu cita-cita
sebagai bangsa terpilih, kenangan masa lampau, dan harapan masa depan, serta
peran terdepan bangsa mereka. Sebagai bangsa pembangun peradaban.
b.
Munculnya benih kesadaran nasional stelah adanya peristiwa Renaissance dan
Reformasi pada abad ke-14.
c.
Pada abad ke-17 muncul nasionalisme di Inggris yang diikuti dengan munculnya
nasionalisme di Amerika dan Perancis pada abad ke-18.
d.
Pada pertengahan abad ke-19 nasionalisme semakin berkembang di Eropa dari
nasionalisme yang awalnya bersifat kemanusiaan berubah menjadi agresif dan
memusuhi bangsa lain. Sejak itu muncullah negara-negara yang berusaha melakukan
imperialisme dan kolonialisme. Nasionalisme Eropa terjadi pada masa transisi
dari masyarakat feodal ke masyarakat industri yang menghasilkan paham
kapitalisme dan liberalisme.
e.
Nasionalisme yang muncul di Eropa berbeda dengan nasionalisme yang muncul di
Asia sebab Nasionalisme di Asia muncul sebagai reaksi terhadap kolonialisme dan
imperialisme bangsa Eropa. Mereka menumbuhkan nasionalisme untuk melawan
penjajahan.
f.
Sementara itu nasionalisme di Indonesia terasa pengaruhnya saat perang untuk
memeproleh dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
3.
KEMUNCULAN NASIONALISME DI INDONESIA
Sejak abad 19
dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya
Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme :
1) Faktor
dari dalam (internal)
a.
Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa
Asia dan Afrika sudah pernah mengalami masa kejayaan sebelum masuk dan
berkembangnya imperialisme dan kolonialisme barat. Bangsa India, Indonesia,
Mesir, dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai bangsa yang merdeka
dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat untuk melepaskan diri
dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa lampau tampak dengan
adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
Dimana pada masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh nusantara,
sedangkan masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
b.
Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan masa
penjajahan
Penjajahan yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan
mereka hidup miskin dan menderita sehingga mereka ingin menentang imperialisme
barat.
c.
Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan
pendidikan menyebabkan munculnya golongan cendekiawan baik hasil dari
pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia sendiri. Mereka menjadi penggerak
dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan nasional Indonesia yang
selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
d. Paham
nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
i. Dalam bidang politik, tampak
dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat pribumi yang
telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia. Mereka ingin
menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
ii. Dalam bidang ekonomi, tampak
dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing. Tujuannya untuk
membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan kemelaratan untuk
meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
iii. Dalam bidang budaya, tampak
dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan budaya bangsa
Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di Indonesia. Para
nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta menumbuhkan
kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2)
Faktor dari luar (eksternal)
a.
Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
1904-1905
Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal ini
dikarenakan, modernisasi yang dilakukan jepang yang telah membawa kemajuan
pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan
kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia
melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang
melawan Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika
mulai bangkit melawan bangsa asing di negerinya.
b.
Perkembangan Nasionalisme di Berbagai Negara
a) Pergerakan
Kebangsaan India
India untuk
menghadapi Inggris membentuk organisasi kebangsaan dengan nama ”All India
National Congres”. Tokohnya, Mahatma Gandhi, Pandit Jawaharlal Nehru, B.G.
Tilak,dsb. Mahatma Gandhi memiliki dasar perjuangan :
1.
Ahimsa (dilarang membunuh) yaitu gerakan anti peperangan
2.
Hartal, merupakan gerakan dalam bentuk asli tanpa berbuat apapun
walaupun mereka tetapi masuk kantor atau pabrik
3.
Satyagraha merupakan gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama
dengan pemerintah kolonial Inggris.
4.
Swadesi merupakan gerakan rakyat India untuk memakai barang-barang
buatan negeri sendiri
Selain itu
adanya pendidikan Santiniketan oleh Rabindranath Tagore
b)
Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh
Jose Rizal dengan tujuan untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di Wilayah
Filipina. Jose ditangkap tanggal 30 September 1896 dijatuhi hukuman mati.
Akhirnya dilanjutkan Emilio Aquinaldo yang berhasil memproklamasikan
kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil
menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4
Juli 1946.
c)
Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini
dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang mengadakan pembaharuan dalam segala sektor
kehidupan bangsa Cina. Dia menentang kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San
Min Chu I:
b.
Republik Cina adalah suatu negara nasional Cina
c.
Pemerintah Cina disusun atas dasar demokrasi (kedaulatan berada di tanggan
rakyat)
d.
Pemerintah Cina mengutamakan kesejahteraan sosial bagi rakyatnya.
Apa yang
dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan
rakyat Indonesia. Terlebih lagi setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
d)
Pergerakan Turki Muda (1908)
Dipimpin oleh
Mustafa Kemal Pasha menuntut pembaharuan dan modernisasi di segala sektor
kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat mengembangkan negerinya menjadi
negara modern. Gerakan Turki Muda ini banyak mempengaruhi munculnya pergerakan
nasional di Indonesia.
e)
Pergerakan Nasionalisme Mesir
Dipimpin oleh
Arabi Pasha (1881-1882) dengan tujuan menentang kekuasaan bangsa Eropa terutama
Inggris atas negeri Mesir. Adanya pandangan modern dari Mesir yang dikemukakan
oleh Muhammad Abduh mempengaruhi berdirinya organisasi-organisasi keagamaan di
Indonesia seperti Muhammaddiyah.
Intinya dengan
gerakan kebangsaan dari berbagai negara tersebut mendorong negara-negara lain
termasuk Indonesia untuk melakukan hal yang sama yaitu melawan penjajahan dan
kolonialisme di Negaranya.
c. Munculnya
Paham-paham baru
Munculnya
paham-paham baru di luar negeri seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme,
demokrasi dan pan islamisme juga menjadi dasar berkembangnya paham-paham yang
serupa di Indonesia. Perkembangan paham-paham itu terlihat pada penggunaan
ideologi-ideologi (paham) pada organisasi pergerakan nasional yang ada di
Indonesia.
4.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NASIONALISME DI INDONESIA
TUMBUHNYA
NASIONALISME DI INDONESIA
Karena adanya
faktor pendukung diatas maka di Indonesiapun mulai muncul semangat
nasionalisme. Semangat nasionalisme ini digunakan sebagai ideologi/paham bagi
organisasi pergerakan nasional yang ada. Ideologi Nasional di Indonesia
diperkenalkan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) yang diketuai oleh
Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia
yang bebas dari penjajahan. Sedangkan cita-citanya adalah mencapai Indonesia
merdeka dan berdaulat, serta mengusir penjajahan pemerintahan Belanda di
Indonesia. Dengan Nasionalisme dijadikan sebagai ideologi maka akan menunjukkan
bahwa suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah serta tujuan dan
cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya sebuah kesetiaan yang mendalam
terhadap kelompok bangsa tersebut.
PERKEMBANGAN NASIONALISME DI INDONESIA
Sebagai upaya
menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan pembentukan identitas
nasional yaitu dengan adanya penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut
negara kita ini. Dimana selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai
identitas nasional, lambang perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang
penjajahan. Kata yang mampu mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan
pergerakan melawan penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi
kepentingan Indonesia bukan atas nama daerah lagi.
Istilah
Indonesia mulai digunakan sejak :
·J.R. Logan menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan
kepulauan nusantara dalam tulisannya pada tahun 1850
·Earl G. Windsor dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850
menyebut penduduk nusantara dengan Indonesia
·Serta tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia
internasional
·Istilah Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara
Belanda yang awalnya bernama ”Indische Vereninging” menjadi ”Perhimpunan
Indonesia”
·Nama majalah ”Hindia Putra” menjadi ”Indonesia Merdeka”
·Istilah Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan sebagai identitas kebangsaan
yang diakui oleh setiap suku bangsa, organisasi-organisasi pergerakan yang ada
di Indonesia maupun yang di luar wilayah Indonesia.
·Kata Indonesia dikukuhkan kembali dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17
Agustus 1945
Perkembangan
nasionalisme yang mengarah pada upaya untuk melakukan pergerakan nasional guna
melawan penjajah tidak bisa lepas dari peran berbagai golongan yang ada dalam
masyarakat, seperti golongan terpelajar/kaum cendekiawan, golongan profesional,
dan golongan pers.
a.
Golongan Terpelajar
Golongan
terpelajar dalam masyarakat Indonesia saat itu termasuk dalam kelompok elite
sebab masih sedikit penduduk pribumi yang dapat memperoleh pendidikan.
Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan sebuah kesempatan yang istimewa bagi
rakyat Indonesia. Mereka memperoleh pendidikan melalui sekolah-sekolah yang
didirikan kolonial yang dirasa memiliki kualitas baik. Dengan pendidikan model
barat yang mereka miliki, golongan terpelajar dipandang sebagai orang yang
memiliki pandangan yang luas sehingga tidak sekedar dikenal saja tetapi mereka
dianggap memiliki kepekaan yang tinggi. Sebab selain memperoleh pelajaran di
kelas mereka akan membentuk kelompok kecil untuk saling bertukar ide menyatakan
pemikiran mereka mengenai negara Indonesia melalui diskusi bersama. Meskipun
mereka berasal dari daerah yang berbeda tetapi mereka merasa senasip
sepenanggunagan untuk mengatasi bersama adanya penjajahan, kapitalisme,
kemerosotan moral, peneterasi budaya, dan kemiskinan rakyat Indonesia. Hingga
akhirnya mereka membentuk perkumpulan yang selanjutnya menjadi Oragnisasi
Pergerakan Nasional. Mereka membentu organisasi-organisasi modern yang
berwawasan nasional. Mereka berusaha menanamkan pentingnya persatuan dan kesatuan
bangsa, menanamkan rasa nasionalisme, menanamkan semangat untuk memprioritaskan
segalanya demi kepentingan nasional daripada kepentingan pribadi melalui
organisadi tersebut. Selanjutnya melalui organisasi pergerakan nasional
tersebut mereka melakukan gerakan untuk melawan penjajahan yang selanjutnya
membawa Indonesia pada kemerdekaan.
Jadi Golongan
terpelajar memiliki peran yang besar bagi Indonesia meskipun keberadaannya
sangat terbatas (minoritas) tetapi golongan terpelajar inilah yang menjadi
pelopor pergerakan nasional Indonesia hingga akhirnya kita berjuangan melawan
penjajah dan memperoleh kemerdekaan.
b.
Golongan Profesional
Golongan
profesional merupakan
mereka yang memiliki profesi tertentu seperti guru, dan dokter.Keanggotaan
golongan ini hanya terbatas pada orang seprofesinya. Golongan profesional ini
lebih banyak ada dan mengembangkan profesinya didaerah perkotaan. Golongan
profesional pada masa kolonial memiliki hubungan yang dekat dengan rakyat,
sehingga mereka dapat mengetahui keberadaan rakyat Indonesia pada saat itu.
Sehingga golongan ini dapat menggerakkan kekuatan rakyat untuk menentang
kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.
1)
Peran Guru
ü Guru merupakan ujung tombak perjuangan
bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya dan berjuang memajukan bangsa
Indonesia dari keterbelakangan.
ü Guru memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada generasi penerus bangsa melalui lembaga-lembaga pendidikan
yang ada baik itu sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial maupun
sekolah yang didirikan oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia.
ü Melalui pendidikan tersebut guru dapat
menanamkan rasa kebangsaan/ rasa nasionalisme yang tinggi. Sehingga anak-anak
kaum pribumi dapat menyadari dan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda.
ü Guru telah membangun dan membangkitkan
kesadaran nasional bangsa Indonesia.
ü Guru telah mendidik dan melahirkan
tokoh-tokoh pejuang yang dapat diandalkan dalam memperjuangkan kebebasan bangsa
Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah.
ü Orang-orang pribumi mulai menghimpun
kekuatan dan berjuang melalui organisasi-organisasi modern yang didirikannya.
Organisasi-organisasi perjuangan yang didirikan oleh kaum terpelajar bangsa
Indonesia dijadikan sebagai wadah perjuangan di dalam menentukan
langkah-langkah untuk mengusir pemerintah kolonial Belanda dan berupaya
membebaskan bangsa dari segala bentuk penjajahan asing.
Bagi guru
tempat perjuangan mereka adalah lembaga-lembaga pendidikan yang ada, di sekolah
tersebut guru membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya.
Contoh lembaga
pendidikan yang ada, yaitu :
·Perguruan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara
·Lembaga Pendidikan Perguruan Muhammadiyah didirikan oleh K.H Achmad dahlan
Melalui gurulah
dihasilkan tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia maupun tokoh-tokoh besar dunia.
Di tangan gurulah terletak maju mundurnya sebuah bangsa. Jadi jika tidak ada
guru maka mungkin Indonesia tidak dapat terbebas dari Kekuasaan kolonial.
2)
Peran Dokter
Ø Pada masa kolonial dokter memiliki
hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan rakyat.
Ø Dokter dapat merasakan kesengsaraan dan
penderitaan yang dialami rakyat Indonesia melalui penyakit yang dideritanya. Ia
mendengarkan berbagai keluhan yang dialami oleh rakyat Indonesia. Penderitaan
dan kesengsaraan yang dialami oleh rakyat Indonesia adalah akibat dari berbagai
tekanan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Ø Ketergerakan hati mereka diwujudkan
melalui perjuangan dengan membentuk wadah organisasi yang bersifat sosial dan
budaya yang diberinama Budi Utomo yang didirikan 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin
Sudirohusodo, Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Gunawan Mangunkusumo.
c.
Golongan Pers
Pers sudah
mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-19, dan masuknya pers di Indonesia
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi bangsa Indonesia. Wujud perkembangan
pers dapat dilihat dalam bentuk surat kabar maupun majalah. Awalnya surat kabar
yang beredar hanya digunakan untuk orang-orang asing tetapi karena untuk
mengejar pelanggan dari masyarakat pribumi maka muncul surat kabar yang di
modali orang Cina tetapi menggunakan bahasa Melayu.
Peran media :
·
Melalui surat kabar terdapat pendidikan politik,
sebab melalui surat kabar tersebut ternyata dimuat isu-isu mengenai masalah
politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak langsung melalui surat
kabar tersebut telah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat Indonesia.
·
Melalui Surat kabar/ majalah mempunyai fungsi sosial
dasar yaitu memperluas pengetahuan bagi para pembacanya dan dapat membentuk
pendapat (opini) umum.
·
Pendidikan sosial politik dapat disalurkan melalui
tulisan-tulisan di surat kabar dan media masa sehingga menumbuhkan pemikiran
dan pandangan kritis pembaca yang dapat membangkitkan kesadaran bersama bagi
bangsa Indonesia.
·
Surat kabar merupakan media komunikasi cetak yang paling
potensial untuk memuat berita, wawasan dan polemik (tukar pikiran melalui surat
kabar), bahkan ide dan pemikiran secara struktural dapat dikomunikasikan kepada
masyarakat luas.
·
Meskipun pada masa itu ruang gerak pers dibatasi dan
dikontrol ketat oleh pemerintah kolonial. Tetapi melalui surat kabar tersebut
sebagai sarana untuk menyampaikan segala sesuatu yang dikehendaki dan
diprogramkan oleh pemerintah sehingga sedapat mungkin bisa diinformasikan
kepada masyarakat luar. Dimana pemberitahuannya lebih memihak pada pemerintah
kolonial Hindia Belanda.
·
Pada masa pergerakan nasional Indonesia, surat kabar
mempunyai peranan yang sangat penting bahkan organisasi pergerakan nasional
Indonesia telah memiliki surat kabar sendiri-sendiri, seperti:
Darmo Kondo (Budi Utomo), Oetoesan
Hindia (Sarekat Islam), Het Tiidsriff dan De Expres (Indische
Partij), Indonesia Merdeka (Perhimpunan Indonesia), Soeloeh Indonesia
Moeda (PNI), Pikiran Rakyat (Partindo), Daulah Ra’jat (PNI
Baru)
·
Surat kabar yang dimiliki oleh organisasi-organisasi
tersebut menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan bentuk-bentuk perjaungan
kepada rakyat, agar rakyat dapat mengetahui dan memberikan dukungan kepada
organisasi-organisasi itu.
Nasionalisme di
Indonesia mengalami kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat ketika secara
resmi Budi Utomo diakui oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1908. Secara singkat
perkembangan nasionalisme Indonesia menjadi lebih ramai sejak berdiri Budi
Utomo hingga Proklamasi Kemerdekaan. Sejak budi utomo berdiri
organisasi-organisasi yang mengusahakan perbaikan dan kondisi rakyat Indonesia.
Tahapan
perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut.
a)
Periode Awal Perkembangan
Dalam periode
ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi
sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo,
Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.
b)
Periode Nasionalisme Politik
Periode ini,
gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah
Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
c)
Periode Radikal
Dalam periode
ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan
baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan
penjajah). Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan
Indonesia, PKI, PNI.
d)
Periode Bertahan
Periode ini,
gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh
pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif
sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar
tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi dan gerakan yang berkembang
pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari
perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat persatuan
dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai
suku di indonesia.
5.
UPAYA BANGSA INDONESIA UNTUK MENCAPAI KEMERDEKAAN INDONESIA
A.
KEADAAN JEPANG PADA AKHIR KEKUASAANNYA di INDONESIA
Keterlibatan Jepang
dalam Perang di Lautan Pasifik “Perang Asia
Timur Raya” maka semakin lama kondisi Jepang semakin kurang menguntungkan. Hal
ini dikarenakan:
1. Keadaan ekonomi dan politik negara mengalami krisis,
2. Keadaan Jepang semakin kurang
menguntungkan terlebih karena pada Juli 1944 kepulauan Marina jatuh ke
tangan sekutu ditambah lagi sekutu berhasil membom Pulau Saipan yang merupakan
kota besar dan merupakan pusat kekuasaan Jepang di lautan Pasifik serta wilayah
tersebut letaknya sangat strategis dengan pusat kota di Jepang yaitu Tokyo.
Selain itu Papua Nugini, Kepulauan Salomon, dan kepulauan Marshall yang
merupakan benteng pertahanan pasukan Jepang jatuh pula ke tangan sekutu. Ambon,
Makasar, Manado, dan Surabaya serta Tarakan dan Balikpapan juga diserang oleh
sekutu.
3. Akhirnya pada tanggal 17 Juli 1944, Jendral Hideki Tojo
meletakkan jabatannya sebagai perdana mentri dan digantikan oleh
Jendral Kuniaki Koiso yang mempunyai tugas untuk memulihkan
kewibawaan Jepang di mata bangsa Asia dengan menjanjikan kemerdekaan kepada
sejumlah negara termasuk Indonesia. Pada tanggal 7 September 1944, Jendral
Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia didepan Parlemen
Jepang tujuannya adalah agar rakyat tidak mengadakan perlawanan terhadap Jepang
dan bahkan mau membantu Jepang dalam berbagai peperangan. Sebagai bentuk
keseriusan janji tersebut bendera merah putih boleh dikibarkan di kantor
pemerintahan tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang.
2. Jepang perkembangannya semakin sering mengalami kekalahan seperti
pada tanggal 7 Mei 1945 Jepang mengalami kekalahan dalam perang melawan negara
yang tergabung dalam front ABCD di Laut Karang.
3. Keadaan Jepang semakin buruk terlebih ketika pasukan Amerika Serikat
berhasil menyerang pusat-pusat industri milik Jepang dan berhasil membumi
hanguskannya yaitu pada tanggal 6 Agustus 1945 berhasil membom kota Hirosima
yang diperkirakan 80 ribu orang meninggal karena peristiwa ini, sementara itu
pada tanggal 9 Agustus 1945 kota Nagasaki berhasil dibom juga.
4. Dibomnya kedua kota pusat industri besar tersebut membuat keadaan Jepang
yang sudah buruk semakin tidak dapat berbuat apa-apa apalagi penghasilan dari
kedua kota itulah yang sedikit banyak membiayai setiap peperangan Jepang.
Akhirnya Jepang terpaksa harus menyerah pada pasukan Sekutu pada tanggal 14
Agustus 1945.
5. Sejak saat itu Jepang terpaksa meninggalkan daerah pendudukannya dan
menyerahkan pada sekutu demikian pula Indonesia. Meskipun Jepang telah menyerah
pada tanggal 14 Agustus 1945 dan tidak lagi menjalankan perannya sebagai
penguasa wilayah Indonesia tetapi sekutu belum juga datang untuk mengambil alih
sehingga di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.
B.
UPAYA INDONESIA dalam MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN
ü 1 Maret 1945, Jendral Kumakichi Harada
membentuk badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia yaitu Dokuritsu Junbi Chosakai atau Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tujuan dari BPUPKI
adalah untuk mempersiapkan hal penting mengenai tata pemerintahan Indonesia
merdeka. Dengan anggota sebanyak 60 orang dari tokoh-tokoh Indonesia dan 7
orang bangsa Jepang. Ketuanya, KRT Radjiman Widyadiningrat, dan wakilnya, R.
Surono dan satu orang dari Jepang.
ü BPUPKI diresmikan pada 29 Mei 1945
ditandai dengan pembukaan SIDANG I yang berlangsung dari 29 Mei 1945 sampai 1
Juni 1945. Dimana dalam sidang ini membicarakan mengenai falsafah dasar negara
Indonesia Merdeka yang kemudian dikenal dengan PANCASILA. Tokoh-tokoh yang
mengusulkan tentang dasar negara tersebut adalah Muh. Yamin, Dr. Supomo, dan
Ir. Soekarno.
· Sidang tanggal 29 Mei 1945
Muh Yamin, mengusulkan rumusan “Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri
Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat”.
· Sidang tanggal 31 Mei 1945
Dr. Supomo, mengusulkan rumusan “Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan
Demokrasi, Musyawarah, dan Keadilan Sosial”
· Sidang tanggal 1 Juni 1945
Ir. Sukarno, mengajukan rumusan“Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme/ Peri
Kemanusiaan, Mufakat/ Demokrasi, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Apa yang dikemukakan Sukarno tersebut dikenal dengan istilah Pancasila. Tanggal
1 Juni di kenal sebagai hari lahirnya Pancasila.
ü Sidang BPUPKI yang kedua akan
diselenggarakan bulan Juli 1945 sebelum masa reses pada tanggal 22 Juni
1945 dibentuk Panitia Sembilan/Panitian Kecil menghasilkan dokumen yang berisi
asas dan tujuan negara Indonesia merdeka yang dikenal dengan “PIAGAM
DJAKARTA” yang kemudian menjadi Mukadimah Undang-undang Dasar 1945.
ü ISI PIAGAM DJAKARTA, adalah
sebagai berikut:
1.
Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para
pemeluknya.
2.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
3.
Persatuan Indonesia
4.
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan.
5.
Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
ü Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan
karena dianggap terlalu cepat mewujudkan Indonesia Merdeka maka Jenderal
Terauchi membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu
Junbi Iinkai dibentuk untuk mengganti BPUPKI. PPKI beranggotakan 21
orang dengan Ketua, Ir. Soekarno dan Wakilnya, Moh. Hatta. PPKI kemudian
ditambah keanggotanya menjadi 27 orang tanpa seijin Jepang. Tugas PPKI adalah
menyusun rencana kemerdekaan Indonesia yang telah dihasilkan BPUPKI.
ü Pada tanggal 9 Agustus 1945, 3 orang
tokoh Indonesia yaitu Soekarno, Hatta, Radjiman Widyodiningrat berangkat ke
Saigon/ Dalat di Vietnam Selatan untuk memenuhi panggilan Panglima Mandala Asia
Tenggara Marsekal Terauchi guna menerima informasi tentang kemerdekaan
Indonesia. Dimana disepakati bahwa wilayah Indonesia akan meliputi seluruh
bekas jajahan Belanda.
C.
PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Ir. Sukarno
baru tiba di Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945, sementara itu para pemuda
Indonesia telah mendengar berita kekalahan Jepang terhadap sekutu. Mereka ingin
segera mengambil kesempatan tersebut untuk memproklamsikan kemerdekaan Indonesia.
Inilah menjadi salah satu latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Sementara itu Sukarno menolak keinginan para pemuda dengan alasan kemerdekaan
Indonesia harus melalui PPKI. Penolakkan inilah yang menimbulkan ketegangan
antara golongan tua dan muda. Menghadapi keadaan ini maka para pemuda menyusun
rencana untuk menjauhkan Sukarno dan Hatta dari pengaruh Jepang. Maka
terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 yaitu sebuah peristiwa sebagai reaksi terhadap perbedaan pendapat antara golongan
tua dan golongan muda mengenai kemerdekaan Indonesia dengan membawa Sukarno dan
Hatta ke kota Rengasdengklok. Pada akhirnya terjadi kesepakatan bahwa
proklamasi akan diselenggarakan setelah tiba di Jakarta dengan adanya Jaminan taruhan
nyawa bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan tanggal 17 Agustus 1945
selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB akhirnya Komandan Kompi Peta setempat
Sudancho Subeno bersedia melepaskan Sukarno-Hatta ke Jakarta setelah Jusuf
Kunto mengantar Ahmad Subardjo menjemput Sukarno-Hatta di
Rengasdengklok.
D.
PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI
o
Kurang lebih pukul 23.00 Bung Karno dan Bung Hatta tiba di Jakarta setelah
singgah dirumah masing-masing langsung menuju ke Rumah Laksamana Muda Maeda di
Jalan Imam Bonjol No. 1, yang dianggap paling aman dari ancaman militer Jepang.
o
Sebelum menyusun naskah Maeda mengantar Soekarno-Hatta menghadap Mayor Jenderal
Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Tetapi pertemuan tersebut tidak mencapai kata sepakat meskipun begitu Sukarno
mengharapkan Jepang tidak menghalangi pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
Indonesia yang akan segera dilaksanakan.
o
Di ruang makan rumah Laksamana Muda Maeda yang dihadiri 30 orang naskah
proklamasi dirumuskan dan dikonsep oleh Sukarno (menulis) yang
disempurnakan oleh Hatta (usulan kalimat terakhir dari naskah Proklamasi) dan
Ahmad Subardjo (usul kalimat pertama dalam naskah Proklamasi diambil dari
rumusan BPUPKI).
o
Setelah selesai naskah tersebut hendak ditandatangani. Sukarno mengusulkan agar
seluruh hadirin menandatangani naskah proklamasi sebagai wakil-wakil bangsa
Indonesia. Hal ini diperkuat oleh Hatta dengan mengambil contoh Declaration
of Independence. Hal ini ditentang oleh Sukarni, ia mengusulkan agar yang menandatangani
naskah proklamasi adalah Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dan usul
tersebut diterima dengan baik oleh para hadirin.
o
Sukarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah tulisan tangan
tersebut dengan perubahan-perubahan yang telah disepakati.
Perbedaan dari
naskah teks proklamasi yang ditulis tangan dengan naskah yang diketik:
Naskah Tulis Tangan
|
Naskah yang diketik
|
Wakil-wakil Bangsa Indonesia
|
Atas Nama Bangsa Indonesia
|
Djakarta, 17-8-‘05
|
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘05
|
Tempoh
|
Tempo
|
05 merupakan tahun Jepang 2605.
E.
PELAKSANAAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
v Tempat :
Awalnya diputuskan akan diselenggarakan di Lapangan IKADA, sebab disana telah
dipersiapkan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat Jakarta untuk mendengarkan
pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tetapi karena jalan-jalannya
dijaga ketat oleh pasukan Jepang yang bersenjata lengkap maka dikawatirkan akan
terjadi bentrokkan antara rakyat Indonesia dengan pihak Jepang. Sehingga
disepakati bahwa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan
di depan rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
v Waktu :
Hari Jum’at 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB (9 Ramadhan 1364 H)
v Peralatan (sound system, spiker,dsb)
dipersiapkan oleh Wilopo.
v Tiang bendera yang terbuat dari bamboo dipersiapkan
oleh Suhud tiang tersebut ditancapkan di depan teras rumah Soekarno.
v Bendera dijahit tangan oleh Fatmawati Soekarno
dengan bentuk ukuran standar untuk dikibarkan.
v Para pemimpin bangsa Indonesia mulai
berdatangan dan setelah Bung Hatta tiba tepat pada pukul 10.00 WIB acara dimulai
dengan pidato singkat dari Bung Karno yang dilanjutkan acara sebagai berikut.
- Pertama
: Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
-
Kedua : Pengibaran Bendera Merah Putih (Suhud dan Latief Hendraningrat)
diiringi lagu Indonesia Raya
-
Ketiga : Sambutan Walikota Suwirjo
F.
MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA
Ø Proklamasi merupakan pernyataan
berdasarkan hukum dan resmi bahwa bangsa Indonesia telah merdeka.
Ø Dengan Proklamasi, bangsa Indonesia
menjadi pelopor bagi bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk memerdekakan diri dari
penindasan bangsa asing ( bangsa Asia pertama yang merdeka setelah PD II
selesai.
Ø Proklamasi menyebabkan bangsa Indonesia
semakin percaya pada kekuatan sendiri yang telah menjadikannya bangsa yang
merdeka, bebas dari tekanan dan terlepas dari penjajahan bangsa asing yang
telah dideritanya sejak lama.
Ø Dengan kemerdekaan ini bangsa Indonesia
berhak mengatur sendiri negaranya dan mulai menjalankan kehidupan kenegaraannya
(baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, dsb)
sendiri tanpa diatur oleh bangsa lain serta berusaha sekuat tenaga
mempertahankannya dari gangguan bangsa asing.
Ø Proklamasi merupakan jembatan yang
menghubungkan dan mengantarkan bangsa Indonesia dalam mencapai masyarakat baru
yang bebas dari tekanan dan ikatan.
Ø Proklamasi merupakan momentum nasional
dalam pembentukan Negara Indonesia yang merdeka, bebas dari segala bentuk
penjajahan asing.
Ø Proklamasi merupakan titik puncak
perjuangan pergerakan bangsa Indonesia yang telah mengantarkannya ke pintu
gerbang kebebasan menjadi tongak sejarah baru bagi bangsa Indonesia.
Ø Proklamasi bukan merupakan titik
akhir perjuangan bangsa Indonesia tetapi terus berjuang untuk
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang telah dicapainya itu.
G.
UPAYA PENYEBARLUASAN BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Setelah
Proklmasi berita kemerdekaan Indonesia segera menyebar di Jakarta dan
selanjutnya disebarkan ke seluruh Indonesia. Penyambutan berita Proklamasi
terbukti dengan adanya pelucutan senjata pasukan Jepang, pengambil alihan pucuk
pimpinan dan semangat terus berjuang untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Penyebarluasan berita Proklamasi tersebut dilakukan
melalui,
- Radio kantor berita Jepang, Domai yang berhasil dikacaukan. Berita proklamasi tersebut tersiar pada tanggal 17 Agustus 1945 sebanyak tiga kali. Bahkan setiap 30 menit hingga siaran berakhir pukul 16.00 berita tersebut terus diulang. Berita kemerdekaan Indonesia akhirnya dapat tersebar hingga ke luar negeri melalui jaringan Jepang sendiri. Berita kemerdekaan Indonesia tersebut terus tersebar kemana-mana.
- Surat Kabar, surat kabar yang pertama menyebarkan berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan Soeara Asia di Surabaya. Hampir seluruh harian di jwa dalam penerbitan tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia.
- Selebaran yang disebarkan di penjuru kota.
- Spanduk dan Pamflet dipasang ditempat-tempat strategis yang mudah dilihat khalayak ramai.
- Aksi corat-coretan pada tembok-tembok atau bahkan pada gerbong-gerbong kereta api.
- Penyebaran berita dari mulut ke mulut secara beranting, salah satu kelompok yang terkemuka yaitu kelompok Sukarni yang bermarkas di Jalan Bogor.
- Berita Proklamasi disiarkan ke daerah-daerah melalui utusan daerah yang kebetulan waktu itu mengikuti sidang PPKI dan menyaksikan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, diantaranya
Teuku Moh. Hasan
(Sumatra), Sam Ratulangie (Sulawesi), I Gusti Ketut Puja (Sunda Kecil/Nusa
Tenggara), Hamidhan (Kalimantan), Latuharhary (Maluku)
o
Pengiriman delegasi ke Negara-negara sahabat untuk menyebarluaskan
berita proklamasi kemerdekaan, misalnya Mr. Pilar dan Mr. A.A Maramis
ke India guna mendapat dukungan atas kemerdekaan RI.
Subscribe to:
Posts (Atom)